Fullwaving Honda Supra 100 / Grand / Revo 100 / GL Pro

Masih tentang modip fullwave, kali ini untuk jajaran Honda Supra 100CC (-X & -Fit), Grand, Revo 100, juga GL Pro.

Metodenya masih sama, cabut kawat spul/stator yang nempel di ground/massa/bodi stator dan kemudian disambungkan dengan kabel tambahan untuk dijadikan input ke regulator fullwave.

Ini bagan statornya:


Jangan lupa tutup sambungan tersebut dengan shrink-tube atau selang bakar (banyak di toko-toko elektronika).

Oia, jalur spul lampu (kabel kuning dari spul) dicabut dari soket spul dan diisolasi, karena jalur ini nggak dipakai lagi dan nggak boleh terhubung dengan kabel kuning lain.

Jadi nantinya input ke regulator fullwave cuma dari jalur kabel putih spul dan kabel tambahan.

Kabel-kabel lain, abaikan aja alias jangan diapa-apain ๐Ÿ˜€

Selanjutnya instalasi regulator fullwave, misal regulator Tiger, sama seperti modip-modip fullwave lainnya … atau bisa lanjut ke artikel “Fullwaving: Instalasi Regulator Honda Tiger

Selamat berjuang ๐Ÿ˜€

Foto hak milik gajah_gendut @ kaskus.us

Saklar Klakson untuk Pass Beam

Kmaren-kmaren ada yang nanya, gimana caranya fungsiin tombol/saklar klakson sebagai tombol pass beam …

Jadi, beginilah caranya:

 

 

Secara default, begitu kunci kontak ON, indikator LED1 menyala, menunjukkan kalo saklar klakson (SW1) berfungsi untuk membunyikan klakson. Pada saat saklar toggle (SW2) di-switch, indikator LED2 menyala dan LED1 padam, menunjukkan kalo saklar klakson sekarang berfungsi sebagai tombol ‘pass-beam’ (kalo bahasa kampungnya, menyalakan lampu jauh sesaat).

Material yang diperlukan nggak banyak … seperti yang tertera pada skema di atas ๐Ÿ™‚

Indikator LED1 & LED2 boleh dipasang boleh tidak … Relay, minimal punya spek 10A, lebih bagus pakai relay mobil biar kuat tuk handle klakson keong ama lampu halogen 100W ๐Ÿ˜€

Memasang Relay untuk Headlamp

Penggunaan bohlam berdaya listrik (watt) besar — lebih besar dibanding bawaan pabrik — membutuhkan suplai listrik yang lebih besar pula. Sayangnya, jalur listrik lampu tersebut (kabel dan sakelar) belum tentu mampu meng-handle suplai listrik sebesar itu. Jika “dipaksa” kabel dan sakelar bisa panas, rusak, atau bahkan terbakar …

Solusinya, gunakan relay!

Penggunaan relay pada headlamp nggak bakal membuat cahaya lampu menjadi lebih terang! Relay hanya sekedar sakelar elektrik — yaitu sakelar yang diaktifkan dengan menggunakan arus listrik — atau tepatnya: relay digunakan untuk men”switch” sirkuit berdaya besar melalui sirkuit berdaya kecil. Sementara terangnya cahaya lampu tergantung pada spesifikasi lampu itu sendiri dan suplai listriknya.

Catatan: kalo pengen lebih jelas mengenal relay, silahkan search di internet ๐Ÿ˜€

Oke, gimana cara instalasi relay pada headlamp?

Perhatikan gambar di bawah … ini diagram wiring standar pada headlamp di mana listrik mengalir dari sumber listrik (aki atau alternator) -> melewati kabel -> melewati sakelar on/off -> melewati kabel lagi -> melewati sakelar hi/lo -> melewati kabel lagi -> menuju lampu.

Nah, abaikan jalur-jalur lain! Kita fokus di jalur kabel yang menuju lampu aja ๐Ÿ™‚

Potong kabel-kabel yang menuju headlamp. Pada gambar di bawah, tampak jalur lampu terbagi dua: [1] jalur A, kabel yang menuju sakelar, dan [2] jalur B, kabel yang menuju lampu …

Material yang perlu disiapkan:

1 buah relay 4-kaki lengkap dengan soketnya
1 buah relay 5 kaki lengkap dengan soketnya
Kabel ukuran 18AWG secukupnya
Kabel ukuran 16AWG secukupnya
1 buah fuse/sikring 15A atau 20A lengkap dengan holdernya

Untuk relay, bisa gunakan relay otomotif/mobil karena relay ini mampu meng-handle arus listrik yang cukup besar (30~40 ampere atau lebih). Kemudian instalasi seperti diagram di bawah ini:

Catatan: perhatikan bagaimana instalasi relay antara jalur A dan jalur B ๐Ÿ™‚

Jangan lupa kabel yang lebih tebal untuk jalur listrik utamanya (pada gambar, jalur tebal berarti kabel yang lebih tebal).

Fullwaving Honda Vario

Modifikasi fullwave Honda Vario (semua varian) persis kayak modifikasi fullwave pada Honda Beat yang pernah saya beberkan sebelumnya … Bedanya, cuma di desain statornya dan … lebih ribet bongkarnya karena posisi alternator Vario ada di balik radiator ๐Ÿ˜€

Singkat aja …

Ini stator Vario …

Langkah-langkahnya sama persis kayak fullwaving Honda Beat … Part-1 dan Part-2 ๐Ÿ™‚

Atau baca cara Instalasi Regulator Fullwave

Fullwaving Yamaha Scorpio

Modifikasi kelistrikan fullwave Yamaha Scorpio musti bongkar stator ๐Ÿ™‚ karena salah satu ujung kawat kumparan tertanam ke bodi/massa/ground.

Ujung kawat kumparan terhubung dengan ground

Karena syarat fullwave adalah “nggak boleh ada bagian kumparan yang tersentuh dengan ground“, maka ujung kawat tersebut harus dicabut dari solderan … dipotong juga nggak apa ๐Ÿ˜€

Selanjutnya ujung kawat tadi disambungkan ke kabel tambahan … atau bisa pakai kabel/jalur spul lampu (kabel warna kuning pada stator) karena jalur ini nggak dipakai lagi nantinya.

Ujung kawat kumparan disambung kabel tambahan

Nah, kabel tambahan ini nantinya sebagai jalur pengisian (charging) seperti kabel putih pada stator.

Prinsip modifikasi halfwave ke fullwave

Jangan lupa sambungan tadi dilapis/ditutup dengan heat-shrink tube (selang bakar) supaya nggak tersentuh kemana-mana …

Sambungan diisolasi dengan selang bakar

Nantinya kabel kuning dari arah kabel bodi, yang menuju stator, dicabut dari soket dan diisolasi … ini supaya arus AC dari stator nggak nyampur dengan arus DC dari aki (karena suplai lampu nantinya diambil dari aki).

Kalo udah kelar, tinggal rakit lagi stator ke tempatnya semula. Nantinya ada 2 jalur dari stator sebagai input pengisian (charging) lansung menuju regulator, yaitu kabel putih dan kabel tambahan tadi.

Langkah selanjutnya, instalasi regulator fullwave … lebih lengkapnya bisa dilihat di sini.

Wasalam ๐Ÿ˜‰

Pics are courtesy of Wirajaya@kaskus.us

Fullwave: Instalasi Regulator Honda Tiger

Kalo ditulisย satu per satu secara rinci modifikasi sistem kelistrikan fullwave (FW), bakal nggak muat blog ini karena begitu bejibun merk dan model sepeda motor yang beredar di pasaran ๐Ÿ˜€
Jadi saya coba bahas prinsip dasarnya modifikasi fullwave yang bisa dipraktekkan ke semua model sepeda motor … selama dia memiliki alternator, regulator, dan aki tentunya ๐Ÿ˜€

Syarat pertama modifikasi sistem kelistrikan fullwave:
Kawat kumparan stator (spul) pada alternator TIDAK BOLEH ada yang ย terhubung ke ground/massa (earthing).ย Jadi, semua ujung kawat kumparan (output) HARUS nancep LANGSUNGย ke Regulator sebagai “AC_INPUT”.

Pada kebanyakan motor bebek/matik dengan sistem kelistrikan halfwave, salah satu output stator terhubung ke ground … baik secara langsung atau melalui kabel ground.

Stator half-phase

Simbol stator half-phase

… tampak bahwa salah satu output / ujung kawat kumparan stator masih terhubung ke ground/massa.
Diagnosanya simpel:
Cabut soket kabel stator => set multimeter digital ke “continuity mode” => colok probe (pen tester) merah pada output “charging” dan probe hitam pada ground/rangka. Jika multimeter berbunyi, artinya kumparan stator masih terhubung dengan ground.
Sesuai syarat, ujung kawat yang terhubung ke ground harus dicabut/diangkat dari ground. Contohnya pada stator Honda Beat di bawah ini:

Kawat spul dicabut dari ground

Ujung kawat yang telah dicabut tadi, kemudian disambung dengan kabel baru sebagai AC_INPUT menuju regulator (kiprok) fullwave. Sesuai panjang kabel agar bisa terpasang pada regulator.

Dan jika ada, output lampu juga dicabut (boleh dari tab stator, boleh dari soket stator), karena nggak dipakai. Dengan begitu seluruh kumparan bakal digunakan sebagai AC_INPUT menuju regulator fullwave.

Modifikasi stator half-phase

Jangan lupa, sambungan antara kawat kumparan dan kabel harus terisolasi dengan baik. Gunakan heatshrink tube atau selang bakar!

Secara skematik, modifikasi stator digambarkan seperti ini:

Modifikasi stator half-phase menjadi single-phase

Jika sudah, cek lagi dengan multimeter digital … set ke mode “continuity” => colok probe merah ke salah satu output stator dan probe hitam ke bodi stator => Multimeter harus tidak berbunyi menandakan kawat kumparan tidak lagi terhubung dengan ground.

Syarat kedua modifikasi sistem kelistrikan fullwave:
Menggunakan regulator yang emang didesain untuk mengkonversikan listrik AC ke DC secara fullwave.
Regulator fullwave minim punya dua AC_INPUT (jika 1-phase) atau tiga AC_INPUT (jika 3-phase). Contoh di bawah adalah Regulator 1-phase milik Honda Tiger:

Regulator fullwave milik Honda Tiger

Regulator (kiprok) apapun bisa digunakan, selama diperuntukkan ke sistem kelistrikan fullwave. Jangan lupa, lengkapi dengan soket regulator yang sesuai …

Soket 6-kaki untuk kiprok Honda Tiger

Soket 6-kaki untuk kiprok Honda Tiger

Kencangkan jepitan skun (terminal) kabel dengan tang khusus (crimping kabel). Kalo perlu lapisi lagi dengan solder dan tutup dengan selang bakar. Ini untuk mencegah terjadinya “bad contact” yang bisa menimbulkan percikan listrik (fong) dan mengakibatkan soket / kabel terbakar.

Pada saat memasang regulator baru tersebut, usahakan bodi regulator menempel erat pada rangka motor agar panas yg dihasilkan regulator bisa tersebar baik.

Karena penggantian regulator, tentu harus ada sedikit rombakan pada jalur-jalur kabelnya ๐Ÿ™‚ Contohnya bisa dilihat pada skema di bawah ini:

Instalasi stator, regulator dan jalur kabel

Seperti pada skema, pin#2 regulator harus terhubung ke jalur output kontak. Fungsinya untuk memonitor voltase drop dijalur tersebut dan mengatur besaran output stator. Tanpa itu, voltase output bisa berlebih dan aki beresiko overcharge.

————

Jadi, pada dasarnya, modifikasi sistem kelistrikan fullwave adalah sama untuk berbagai tipe sepeda motor … bedanya paling banter cuma terletak pada desain stator dan warna kabel doang ๐Ÿ˜€

Nah, yang punya niat tuk modifikasi sistem kelistrikan motornya, baca dan simak artikel ini baik-baik … cetak ke kertas kalo perlu. Karena artikel-artikel berikutnya kemungkinan cuma nunjukin posisi ground stator aja ๐Ÿ™‚

————

Apakah setelah modip harus ganti aki berkapasitas gede?

Tergantung kebutuhan…ย Fungsi aki nggak beda ama batere cas (chargeable battery) … bisa nyimpan dan nyuplai listrik dalam durasi yang relatif lama. Yang jelas keberadaan aki adalah WAJIB meski kerjanya bisa dibilang nggak 100% kontinyu.

Pada saat putaran mesin rendah atau bahkan tidak menyala, voltase_output_regulator < voltase_output_aki. Pada kondisi ini aki menjadi suplier listrik ke beban-beban listrik seperti lampu, klakson, starter elektrik, dll. Namun ketika putaran mesin meningkat, hingga voltase_output_regulator > voltase_output_aki, maka aki “berhenti” menyuplai listrik, karena potensial listriknya lebih rendah daripada potensial listrik dari regulator — sama kayak air, listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah — sehingga pada kondisi ini listrik disuplai oleh alternator (setelah dikonversi ke DC & dilimit oleh regulator), sementara aki berfungsi sebagai buffer, beban (charged), dan referensi voltase bagi regulator.

Jadi, tergantung apakah motormu lebih sering dipake nangkring atau jalan (dengan berbagai pernak-pernik listrik menyala) …

Apakah setelah modip bisa pasang macam-macam aksesoris listrik?

Modifikasi sistem kelistrikan fullwave bukanlah cheat “godmode” … semua ada batasnya. Bukan berarti setelah itu motormu bisa suplai listrik tanpa batas. Jadi, pinter-pinterlah memilih & memasang pernak-pernik elektrik di motor. Sesuaikan fungsinya dan efisiensinya. Kalo ada yang lebih irit, kenapa pilih yang boros? Kalo lampu rem dengan LED bisa keliatan dari jarak 50-100m, ngapain musti pake bohlam yang boros energi? Kalo dengan headlamp 35W~55W bisa ngeliat jalanan dengan jelas ngapain pake lampu 100W? Kalo HID 35W intensitas cahayanya setara bohlam halogen 55W, ngapain pilih halogen 55W? ๐Ÿ™‚

Apakah dengan aki standar berpotensi overcharge?

Yang ngatur charging itu REGULATOR ๐Ÿ™‚ Meski pake aki 30Ah sekalipun, kalo fungsi “monitoring” pada regulatornya error, potensi overcharge pasti ada. Jadi, selama komponen-komponen kelistrikan berfungsi normal (alternator, jalur kabel, regulator, aki, dkk) dan instalasinya benar, nggak ada masalah kalo masih pengen memakai aki standar.

Apakah modifikasi fullwave berefek menurunkan performa mesin?

Setau saya nggak ada ๐Ÿ™‚
Hasil pantauan RPM monitor nggak ada perubahan / penurunan RPM (putaran mesin) yang berarti nggak ada penurunan kinerja mesin. Sekian user (yang melakukan modifikasi fullwave) malah berkomentar tarikan mesin jadi lebih enteng. Saya nggak begitu peka dengan mesin ๐Ÿ˜€
Tapi kalau ingin lebih terbukti, silakan lakukan dyno-test untuk mengetahui ada nggaknya dampak negatif terhadap performa mesin … maaf, saya nggak punya alatnya ๐Ÿ˜€

Wasalam …

Fullwaving Kawasaki Ninja 150R

Ini diagram pengisian (charging) & pengapian (ignition) standar pada Ninja 150R …

Sama seperti lainnya, modifikasi “fullwave” Ninja 150R harus meng-unground-kan kawat spul yang nyantol ke rangka/bodi/massa. Pada diagram di atas saya tandai sebagai “grounded spul” yang nyantol di bodi spul pengapian.

Setelah dilepas, selanjutnya tinggal disambungkan dengan kabel tambahan untuk dijadikan jalur pengisian (sama seperti kabel PINK) langsung menuju kiprok/regulator fullwave.

Jalur spul lampu juga harus dilepas dari soket dan nggak boleh terhubung dengan jalur lampu di kabel bodi. Karena rencananya lampu bakal ngambil suplai dari aki, jadi listrik DC (dari aki) nggak boleh “nyampur” dengan listrik AC (dari spul) supaya spul nggak hancur terbakar ๐Ÿ˜€

Kalo bagian alternator sudah kelar dimodifikasi, tinggal instalasi regulator/kiprok fullwave dan sedikit modifikasi jalur-jalur kabel. Instalasi & modifikasi jalur kabel bisa ikuti skema di bawah ini:


Selesai ๐Ÿ˜‰

Homemade: Cable-Set / Controller HID Lamp

Kabel set + kontroler untuk headlamp HID Bi-xenon pun bisa kamu bikin sendiri. Rada hemat dan customable …

General Bi-xenon HID Projector Controller

Ini skema kabel set universal & simpel. Universal, artinya bisa diaplikasikan di berbagai tipe.
Boleh ditambah kapasitor 1000~3300 uF / 16VDC antara kaki relay #85 dan #86 tuk efek “turned off delay” ๐Ÿ˜€

G2~G3 Bi-xenon HID Projector Controller

Ini skema kabel set projector G2 dan G3 …

Ctt:
Skematik ini berlaku juga untuk semua HID/Projector yang sistem kerja solenoid atau koil Hi/Lo-nya bersifat “reverse polarity” (kutub positif & negatifnya saling berkebalikan antara posisi Lo dengan posisi Hi).
Perhatikan posisi terminal/kaki relay 8-pin (DPDT) yang kamu gunakan … mana C (common), mana NC (normally-closed), dan mana NO (normally-opened).

Fullwaving Suzuki Shogun NR / Satria FU150 / Arashi

Sama kayak Honda Beat/Vario, modifikasi fullwave Suzuki Shogun NR, Satria FU150, dan Arashi musti “disconnect” ground spul. Tipe lain seperti Smash 110, Spin, dan Skywave juga sama — untuk Skywave dan Spin bisa baca artikel ini. Asalkan ketemu mana kawat stator yang nempel ke ground, tinggal ngikut langkah-langkah selanjutnya di bawah ๐Ÿ˜€

Lanjut, ini stator milik Shogun NR … Arashi juga punya desain stator yang sama …

Stator Suzuki Shogun NR

Dan ini stator milik Satria F150 …

Stator Satria FU150 (tab ground ditandai lingkaran merah)

Sesuai gambar di atas, kawat spul yang terhubung ke tab GROUND spul musti dicabut/dipotong …

Kawat ground spul dicabut/dipotong

Selanjutnya ujung kawat tadi disambung dengan kabel tambahan untuk dijadikan jalur pengisian menuju regulator fullwave (misal, regulator Honda Tiger). Jangan lupa sambungan tadi ditutup/diisolasi dengan selang bakar atau shrink tube — bisa dibeli di toko listrik/elektronika atau Ace Hardware — Instalasi lengkapnya bisa lihat skema di bawah ini:

Skema fullwaving Suzuki Shogun NR

Saya saranin pakai regulator/kiprok yang original, karena regulasi voltasenya lebih bagus, terutama tuk Satria FU150 yang pakai speedometer digital. Speedometer ini gak bisa kena voltase di atas 16VDC, karena bakal ngedip dan nge-reset. Cara kedua, dengan membatasi (regulasi) voltase di jalur suplai ke speedometer agar voltasenya nggak melebihi 16VDC, misal dengan menggunakan IC LM7812 atau LM7815.

Kalo kurang jelas, atau mau sharing, silakan join di trit “Kiprok” @ kaskus.us … http://www.kaskus.us/showthread.php?t=953217

BumbleBEAT – Indiglow “look like” Panel

Iseng-iseng … mumpung ada sisa LED nganggur ๐Ÿ˜€